Minggu, 27 Januari 2013

Rindu Cahaya Mu

Dahulu, aku selalu pergi ketempat Mu. Aku diingatkan oleh Mu melalui Ayah-Bunda. Aku selalu memohon pada Mu untuk mereka diberikan kesehatan, keselamatan serta nikmat dunia akhirat. Sujud pada Mu merupakan nikmat yang luar biasa, tentram dan damai yang ku rasakan. Sungguh kuasa Mu membuat diriku terus hidup dengan suka cita di dunia, tapi bagaimana di akhirat kelak?
Bunda pernah bilang padaku, “Nak, sholat dan beramal jika kamu ingin masuk surga dan melihat cahaya Nya. Jangan pernah sekali-kali meninggalkan perintah Nya, cahaya indah akan hilang menjadi api membara dalam neraka Nya”.
Mengangguk, itu yang aku lakukan dan terus berangkat ketempat Nya. “Assalamualaikum”, pamitku pada Bunda dan Ayah.
Sesampainya di rumah, Bunda kembali mengingatkanku.
 “Ayo sini nak, buka kembali pedoman hidupmu, kita baca bersama-sama”.
“Iya Bunda, tunggu dulu aku ingin mengajak adik biar dia mendengar dan bisa ikut suatu saat nanti”, sahutku.
“Baiklah nak, Bunda tunggu ya”, kata Bunda.
“Bunda mulai saja sekarang, aku sudah siap”, kataku ke Bunda.
“Iya, sabar nak, adikmu sedang mengenakan kerudung”, Bunda memasangkan kerudung ke adik.
“Aku yang mimpin ya Bunda, aku mau mencoba jadi pemimpin. Bismillahirrahmannirrahiim”, kataku memimpin do’a sekaligus membuka Qur’an.

Sesudah adikku ikut, dia memiliki keinginan kuat untuk ikut membaca Al-Qur’an, walau masih sedikit sulit mengikuti. Akhirnya, ayah mengundang udztad ke rumah untuk mengajarkan kami membaca pedoman itu dengan baik dan benar.
 “Subhanallah, adikku lebih faseh dariku, aku kalah indah dalam pelafalan, luar biasa”, kataku dalam hati.

Setiap hari aku menjalani rutinitas sebagai pelajar dan membantu Bunda yang memiliki toko kecil. Tugasku tidak hanya belajar di sekolah, tapi di warung dan belanja kebutuhan dagangan yang kosong. Ayah bekerja dan terus banting tulang demi keluarga kecilnya yang terus tumbuh. Rasa syukur kami terhadap nikmat Mu tidak akan pernah hilang. Engkau Maha Pemberi lagi Maha Penyayang. Aku sepeti melihat cahaya indah ditengah-tengah keluargaku karena kuasa dan kebesaran Mu ya Allah.
Saat aku beranjak besar, aku tetap ingat pada Mu namun tidak seperti dulu. Aku membuka Qur’an tidak setiap hari, bahkan hanya sebatas melihat. Amal sholehku berkurang, terus berkurang, dan tak tahu kapan aku bisa membalikan seperti dulu. Berdosa, ya aku sangat berdosa, tapi aku tak ingin berada di cahaya panas Mu, neraka. Aku berharap bisa terus bertemu dengan Mu, dengan cahaya terang nan indah Mu, di surga nanti. Ampun, aku mohon ampun pada Mu dengan apa yang sudah aku lalaikan perintah Mu.